Monday, December 13, 2004

MENTERTAWAKAN HIDUP – CINTA

MENTERTAWAKAN HIDUP – CINTA

Hidup, bagi penyair penuh nada-nada puitis
Hidup, bagi pelukis penuh warna warni cerah nan indah
Hidup, bagi para filifos adalah pengetahuan
Hidup, bagi ilmuwan adalah susunan rumus lengkap

Cinta seorang penyair tercipta lewat irama sendu
Cinta seorang pelukis tercipta lewat goresan dari lubuk hati
Cinta seorang filosof tercipta lewat kebijaksanaan yang luas dan rumit.
Cinta seorang ilmuwan tercipta lewat penyelesaian akhir

Cinta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Dimana cinta begitu diagungkan dengan makna yang berbeda,
“Cinta yang menghadirkan keteduhan hati”,
kata sang pencinta.
“Cinta yang juga menghadirkan kekalutan dan keteraturan,
yang membuat jarak antara harmoni dan kontras,
antara keindahan klasik dan modern,
yang membuat komposisi kontradiksi”.

Padahal, bagiku
Cinta adalah belenggu, yang membelenggu hidup.
Dimana cinta menuntut pengertian, keterbukaan, kesetiaan
dari sang pencinta.
Sedang sang pencinta tidak dapat dituntut apapun
dari cinta itu sendiri, selain pasrah.
Cinta yang kadang tak mampu berjalan selaras
dengan pikiran dan tindakan, hanya melulu hati.
Cinta yang memuja estetika tanpa penduli etika,
Cinta yang mengaburkan pandangan
akan keindahan dunia, lewat belenggunya.
Cinta yang hanya mempersempit pemahaman
akan dunia yang maha luas.



Sedang hidup bagiku,
laksana terang dan gelap.
Mengedari permukaan bumi silih berganti.

Pada kegelapan mengancam ketakutan ;
seperti kupu-kupu malam yang menebar manis madunya
diantara hutan beton yang tak mampu melindungi.
Seperti lelaki tanpa tujuan
diantara hasrat yang membara.
Seperti gelandangan menikmati lelapnya malam
diantara tumpukan sampah berbau busuk.
Potret geliat malam yang enggan sirna dari kehidupan.

Pada secercah terang ada bias harapan ;
harapan yang siap dijagal kuasa dunia